Permintaan daging ayam kampung untuk wilayah Makassar saja baru bisa
terpenuhi sekitar 5% dari kebutuhan atau sekitar 15.000 ekor per hari. Akan
tetapi masyarakat saat ini belum memiliki informasi mengenai tata cara
pemeliharaan secara intensif kebanyakan peternakan yang sifatnya tradisional,
mengakibatkan permintaan masyarakat untuk ayam kampung setiap harinya tidak dapat terpenuhi.
Untuk
itu perlunya informasi tentang tata cara pemeliharaan ayam kampung secara
intenisf. Sebagai pemuda dan kaum terpelajar akan sadar akan masalah tersebut
sudah sewajarnya melakukan manuver mencoba menghadapi dan menyerang
masalah hingga menemukan titik solusi Akan tetapi, pemuda hari ini kemudian
diterpa dengan kondisi yang menyulitkan. Pemuda terkena “virus alay” sebagai
perilaku yang membiarkan mereka melakukan sesuatu yang berlebih.
Tidak Semua
pemuda hanya diam melihat. Mencermati kondisi tersebut saya beserta teman-teman
kami tergabung dari mahasiswa Universitas Negeri Makassar khusunya memiliki
pemahaman tentang kewirausahaan dalam bidang Peternakan membantu masyarakat
dalam hal Pelatihan pemeliharaan ayam secara pola
pemeliharaan “Super Intensif. Alhamdulillah berkat, pelatihan yang kami lakukan kampung dipelihara 9-10 (sembilan sampai sepuluh) bulan bisa
dipersingkat menjadi 2,5-3 (dua setengah sampaii tiga) bulan bisa dipanen.
Kegiatan ini telah berlangsung di daerah-daerah khusunya di Sulawesi Selatan,
seperti; Makassar, Jeneponto, Takalar, Bone, Soppeng dan daerah lainnya.
Melalui Sistem pemeliharaan ini
diharapkan mampu menggerakkan ekonomi pedesaan.
