Sabtu, 31 Maret 2012

Kecantikan Luar Biasa

Sampai kapankah aku akan mengikutimu di atas jalan yang kasar, yang ada di antara tebing-tebing batu, yang penuh dengan duri-duri, yang kita daki dengan kaki kita menuju puncak ketinggian dan yang membawa kita turun ke dasar lembah yang terdalam? Aku telah berpegang erat pada ujung pakaianmu dan berjalan di belakangmu seperti anak kecil yang berjalan di belakang ibunya, sambil melupakan mimipi yang terjadi padaku, berjalan berputar-putar menggapai keindahanmu, meghalau arak-arakan awan yang berterbangan di sekitar kepalaku dan tertarik oleh kekuatan yang bersembunyi dalam tubuhmu. Berhentilah sejenak agar  ku melihat keelokan wajahmu, tataplah aku lekat-lekat agar aku melihat dalam matamu itu rahasia-rahasiahatimu dan aku mengerti akan roman wajahmu yang menyiratkan ratapanratapan jiwamu. Berhentilah sebentar hei yang memepesona,aku telah bosan berjalan dan jiwaku telah gemetaran karena kengerian-engerian yang ada di jalan  ini. Berhentilah, kita telah sampai di penghujung jalan di mana kematian akan memeluk kehidupan, dan aku tidak akan menempuh jalan lain sampai jiwaku mengerti akan kehendakkehendak jiwamu dan hatiku memahami isi lorong hatimu.
Dengarkanlah hei peri yang mempesona. Kemarin aku adalah burung yang bebas, aku berpindah-pindah dianatar sungai-sungai dan aku berenangdi angkasa dan di astas pucuk-pucuk ranting-ranting. Dan saat sore hari aku mengimpikan istana-istana dan haikal-haikal yang ada di kota awan warna-warni yang dibangun oleh matahari saat senja hari dan merubuhkannya sebelum terbenam. Bahkan kemarin aku seperti ide, aku berjalan sendirian di belahan timur dan belahan barat bumi, bergembira dengan keindahan-keindahan hidup dan kenikmatan-kenikmatannya, menguraikan lipatan-lipatan wujud dan rahasia-rahasianya Bahkan kemarin aku seperti mimpi, aku merayap di bawah sayap malam dan aku masuk ke dalam bilik gadis-gadis perawan malalui celahcelah jendela lalu aku memain-mainkan perasaan mereka, kemudian aku berdiri di samping ranjang pemudapemuda lalu aku terbang-terbangkan hasrat-hasrat mereka, kemudian aku
duduk di dekat balai-balai orang-orang tua renta dan aku buai-buai pikiranpikiran mereka.